Kamis, 14 April 2011

Mengelabui Kereta

Karena transportasi publik masih dianaktirikan, saya akan membagikan sedikit tips yang semoga berguna bagi anda sekalian. Saya hanya akan membahas moda transportasi kereta listrik atau KRL yang setiap hari saya gunakan PP BogorJakarta.

=====

Info awal:
KRL terdiri dari beberapa gerbong. Setiap gerbong terdiri dari dua pintu yang sejajar di sisi kiri dan kanannya.

Ada tiga jenis KRL berdasarkan fasilitasnya, (1) KRL Ekonomi (2) KRL AC Ekonomi dan (3) KRL Ekspres. Masing-masing punya sedikit kelebihan dan banyak kekurangan.

Waktu pemberangkatannya sangat beragam, terutama untuk KRL Jabodetabek. Anda bisa memilih berangkat kapan saja asalkan antara pukul 05.00 hingga 22.30.

=====

Langkah 1: Persaingan Sempurna
Begitu anda masuk pintu kereta, terserah mau masuk di kiri atau kanan, secepat mungkin cari bangku kosong. Di fase ini, anda akan diperkenalkan dengan persaingan sempurna. Masing-masing penumpang punya kans yang sama dan punya hak yang sama untuk mendapatkan kursi.

Namun harus diingat, incar bangku panjang yang terbentang di tengah gerbong. Jangan kau duduki bangku-bangku sudut karena hanya diperuntukan bagi orang-orang berkebutuhan khusus (maaf, di sini juga termasuk manula, ibu hamil, maupun orangtua yang membawa anak).

Jika anda bersikeras duduk di situ, siap-siap saja kembali mengangkat pantat begitu datang orang-orang dengan spesifikasi tadi. Kalau anda tidak punya rasa malu dan hati anda sekeras batu, silakan pura-pura tidur, biar perlu dengan mendengkur, agar tempat duduk yang sedari awal anda perjuangkan, tak dijajah orang lain. Dan jangan lupa, tutup muka dengan masker agar muka kau yang merah hati itu tak terdeteksi.

Sikap seperti ini juga berlaku bagi anda yang sudah duduk di kursi tengah. Karena tidak menutup kemungkinan ada orang yang berspesifikasi tadi tidak kebagian tempat di sudut dan memilih mencari orang-orang yang iba untuk memberikan kursinya.

Langkah 2: Manfaatkan Sudut
Jika anda kalah bersaing memperebutkan kursi, jangan berkecil hati. Di setiap sudut pintu masuk ada sedikit celah yang bisa dimaksimalkan untuk duduk melantai. Syukur-syukur anda punya kursi lipat sehingga bisa langsung digunakan dalam situasi semacam ini.

Kalau tak punya, beli saja koran seribuan dan tarik halaman yang tak perlu untuk dijadikan alas duduk. Pegal sedikit tak apa, perjalanan rute terjauh hanya 1,5 jam. Untuk mengusir kejenuhan anda bisa mengeluarkan ponsel sekadar sms, telpon, browsing dll. Atau bisa baca koran. Mungkin juga ada ide kreatif lain yang intinya bisa mengusir kejenuhan selama perjalanan.

Kalaupun ternyata sudut-sudut pintu sudah terisi penuh, incar lokasi sambungan antargerbong. Di situ ada sedikit celah untuk sekadar menaruh 2 hingga 4 pantat. Saya menyebutnya 'hotspot'. Karena, di lokasi ini anda akan mendapatkan sensasi yang tidak dirasakan penumpang lain. Goyangannya lebih terasa. Apalagi pada saat kereta sedikit berbelok.

Anda akan juga merasakan naik-turun posisi gerbong satu dengan yang lain. Maklum, KRL itu sekumpulan sel-sel yang setiap selnya memiliki karakteristik tersendiri. Ketika anda berada di antaranya otomatis anda akan melihat dan merasakan dua sel sekaligus.

Langkah 3: Saat anda terpaksa berdiri
Setelah tak ada lagi ruang untuk duduk, muka anda jangan tegang. Jika begitu keringat dingin akan keluar dan ini menyebabkan anda semakin nelangsa di dalam kereta. Tetap tenang. Cari posisi berdiri di tengah gerbong. Kalau bisa rapatkan badan anda ke orang-orang yang mendapatkan jatah duduk. Selain ada penopang tangan, posisi itu pun memungkinkan anda untuk tak mudah tergeser pada saat penuhnya sesak.

Jika anda membawa ransel yang super berat, usahakan menaruhnya di brangkas yang sudah tersedia di sisi atas kepala anda. Mempertahankan posisi tas di punggung atau pun dalam pelukan hanya akan membuat muram air muka orang di sekitar anda. Tenaga anda pun. Akan terkuras.

Tak usah cemas, tak banyak kasus pencurian yang terjadi. Lagipula pencuri akan berpikir puluhan kali mencuri barang di posisi yang sulit dijangkau. Namun, tak ada salahnya anda tetap waspada dengan sesekali melirik ke arah barang.

Langkah 4: Mendapati kereta sudah amat padat
Saat mendapati kereta yang sudah amat padat, dorong diri anda sekuat tenaga agar bisa masuk ke dalam kereta. Yang harus tertancap dalam benak anda, "yang penting masuk dulu". Kemudian barulah sedikit-sedikit bergeser ke tengah hingga menemukan zona nyaman. Tapi ingat, senyaman-nyamannya berdiri diapit orang-orang bersimbah keringat, pasti ada saja orang yang juga berusaha mencari zona nyaman.

Pada posisi seperti ini, anda harus siap-siap 'bertarung'. Lagi-lagi terjadi persaingan sempurna. Setiap orang diam-diam pasti punya pikiran jahat untuk mempertahankan posisi nyamannya. Hal ini menimbulkan adanya aksi dorong-dorongan yang terus terang amat tak nyaman. Tapi anda harus tetap berpikir jernih. Biarkan orang lain berusaha mendorong, anda harus mengikuti arus kepadatan. Jangan melawan ketika kereta bergoyang. Ikuti saja gerak kereta dan gerak penumpang di sekitar anda. Dengan begitu tenaga anda bisa dihemat. Dalam posisi amat terjepit, jika keadaan anda tak tenang malah akan membuat anda cepat capek. Ujung-ujungnya menjadi stres dan besoknya anda tidak bisa bekerja karena sakit.

Langkah terakhir: Dikelabui kereta
Jika sudah tak ada tempat lagi untuk naik kereta, sebaiknya anda tidak bekerja di Jakarta. Jakarta hanya cocok untuk orang-orang yang berkepala batu. Yang tak kapok-kapoknya kembali pada suasana pengap, sempit, dan lembab oleh keringat. Yang terpaksa menikmati dikelabui kereta.***