Waspada Jika Duduk di Bangku Belakang (Foto: riamrtumimomor.blogspot.com) |
Sebelumnya gw udah punya firasat buruk. Tapi, karena males, jadi terus ditunda-tunda mau mindahin data dari HP ke tempat lain yang lebih aman. Email misalnya. Yah, begitulah, nyesel pasti di depan.
Item kedua yang ilang juga cuma kartu langganan kereta. Ini ga terlalu berharga. Paling cuma dua minggu menderita harus ikut antre beli tiket lagi. Setelah itu, gw bisa beli lagi kartu baru bulan depan.
Baik, daripada berpanjang-panjang, ini nih kronologis gw kecopetan. Walaupun salah kutip umur (di berita tertera umur 30 tahun, padahal gw masih 29 tahun, hehehe...takut merasa terlalu tua), selebihnya kronologis itu demikian adanya. Yang menarik, di Seputar Indonesia dikatakan gw udah lapor ke Polsek terdekat. Sebenernya gw ga melakukan itu. Tapi, gpp...lagian itu ga bikin gw rugi.. Malah gw bersyukur smoga tuh komplotan pencopet bisa ditangkep tangan sama pulisi.
Ini nih barbuknya, gan.......
Copet Bermodus Pijat Intai Penumpang Bus
Fabian Januarius Kuwado | Aloysius Gonsaga Angi Ebo | Kamis,
16 Februari 2012 | 17:38 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Ada-ada saja modus yang digunakan para
pelaku kejahatan jalanan, terutama para copet yang kerap melakukan aksinya di
angkutan umum. Selama ini, modus yang dikenal masyarakat antara lain dengan
pura-pura muntah atau dengan berkomplot. Namun peristiwa kali ini, pencopet
berpura-pura dengan menjadi tukang pijat dan menimpa seorang wartawan harian
Koran Jakarta, Wandi (30).
Saat itu, sekitar pukul 11.30 WIB, ia hendak mendatangi
lokasi diskusi Tim Seleksi Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Hotel Millenium,
Tanah Abang, Jakarta Pusat dengan menumpang Kopaja 502 jurusan Tanah
Abang-Kampung Melayu, Kamis (16/2/2012). "Saya naik dari depan Lemhanas
(Lembaga Pertahanan Nasional), Jalan Merdeka Barat. Di atas Kopaja itu saya
dipepet hingga terpaksa dapat duduk di bangku yang ada di belakang," ujar
Wandi.
Wandi melanjutkan, ada orang yang berpura-pura memijat
penumpang di deretan bangku belakang. Tak lama berselang, pria berbadan gemuk
tersebut juga memijat kaki kiri Wandi. "Saya menolak, tapi orang itu
langsung memegang kaki saya," ujar Wandi.
Saat hendak turun, Wandi memeriksa saku kirinya dan baru
mengetahui ponsel Blackberry yang semula berada di saku itu telah raib.
"Saya periksa pria yang memijat, tetapi tidak ada telepon genggam saya.
Sepertinya mereka gerombolan. Pemijat hanya sebagai pengalih saja,"
ujarnya kesal.
Polda Metro Jaya tengah menggelar Operasi Berantas Jaya
hingga akhir Februari mendatang. Selama operasi yang terhitung sejak tanggal 4
sampai 13 Februari itu, Polda Metro Jaya telah menahan sebanyak 381 pelaku
kejahatan berikut barang bukti 20 senjata api, 25 senjata tajam, 56 kendaraan
roda dua, 13 kendaraan roda empat, 67 ponsel, 651 botol minuman keras, dan uang
tunai senilai Rp 63.198.000.
Sumber: http://megapolitan.kompas.com/read/2012/02/16/17385936/Copet.Bermodus.Pijat.Intai.Penumpang.Bus
+++++
Waspadai Pencopetan Bermodus Pemijatan di Kopaja
Penulis : Donny Andhika AM
Kamis, 16 Februari 2012 17:16 WIB
JAKARTA--MICOM: Gerombolan pencopet kembali beraksi di
angkutan umum Jakarta. Modus klasik yakni dengan cara memijat korban kembali
dilakukan.
Peristiwa pencopetan dengan modus ini dialami seorang
wartawan surat kabar bernama Wandi Jusuf, 30, saat menumpang Kopaja 502 jurusan
Tanah Abang-Kampung Melayu, Kamis (16/2), sekitar pukul 11.30 WIB.
Saat itu Wandi hendak mendatangi lokasi diskusi Timsel KPU
di Hotel Millenium.
"Saya naik dari depan Lemhanas, Jalan Merdeka Barat. Di
atas Kopaja itu saya dipepet hingga terpaksa dapat duduk di bangku yang ada di
belakang. Setelah duduk, ada orang yang berpura-pura memijat penumpang di
deretan bangku belakang. Terakhir pria bertubuh gemuk itu memijat kaki kiri
saya. Saya menolak, tapi orang itu langsung memegang kaki saya," ujar
Wandi.
Saat hendak turun, Wandi memeriksa saku kirinya dan baru
mengetahui telepon genggam BlackBerry yang semula berada di saku depannya raib.
"Saya periksa pria yang memijat tetapi tidak ada
telepon genggam saya. Sepertinya mereka gerombolan. Pemijat hanya sebagai
pengalih perhatian saja," tuturnya.
Maraknya kejahatan jalanan salah satunya pencopetan seperti
yang dialami Wandi membuat Polda berinisiatif menggelar Operasi Berantas Jaya
hingga akhir Februari mendatang.
Selama gelar Operasi Berantas Jaya selama tanggal 04-13
Februari, Polda Metro Jaya dan jajaran telah menahan 381 pelaku kejahatan
berikut barang bukti 20 senjata api, 25 bilah senjata tajam, 56 unit kendaraan
roda dua, 13 unit kendaraan roda empat, 67 handphone dan 651 botol minuman
keras dan uang tunai senilai Rp 63 juta. (OX/OL-9)
Sumber: http://www.mediaindonesia.com/read/2012/02/16/298975/37/5/Waspadai-Pencopetan-Bermodus-Pemijatan-di-Kopaja
+++++
Kaki Dipijat, BlackBerry Hilang
Friday, 17 February 2012
Tindak kriminal di Ibu Kota sepertinya tidak pernah
sepi.Berbagai modus operandi kejahatan baru dilancarkan komplotan
penjahat.Salah satu modus baru kejahatan yakni komplotan pencopet di angkutan
umum dengan modus sebagai pemijat.
Korban kejahatan modus pencopet berkedok pemijat ini yakni
Wandi,30,wartawan salah satu koran nasional. Lelaki ini harus kehilangan
smartphoneBlackBerry saat menumpangi Kopaja 502 jurusan Tanah Abang–Kampung
Melayu, kemarin siang. Wandi menceritakan, siang itu dirinya berniat melakukan
peliputan diskusi Timsel KPU di salah satu hotel ternama.
Wandi pun menaiki Kopaja 502 dari depan kantor Lemhanas
menuju hotel tersebut. Ketika naik dari pintu belakang Kopaja
tersebut,tiba-tiba saja Wandi dipepet sejumlah pria hingga akhirnya duduk di
bagian belakang angkutan umum tersebut. Tanpa curiga, Wandi pun duduk di
samping seorang lelaki yang terlihat sedang asyik dipijat seorang pria bertubuh
gemuk.
Sekitar 10 menit memijat penumpang itu,tanpa diduga pemijat
tersebut memijat kaki Wandi. Pijatan ini sontak saja ditolak Wandi karena
dirinya tidak biasa dipijat. Meski ditolak,pemijat itu terus memijat kaki Wandi
di tengah panasnya suasana dalam Kopaja.Wandi pun mulai masuk dalam jebakan
komplotan pencopet ini.Benar saja,ketika hendak turun, Wandi memeriksa
BlackBerry di saku kirinya.
Wandi terkejut ketika merogoh saku celananya, ponsel
tersebut telah hilang. “Saya curiga dan menggeledah pakaian pemijat itu,tetapi
handphonesaya tidak ada,”ungkapnya.Wandi meyakini pemijat itu bagian dari
komplotan penjahat yang bertugas mengalihkan konsentrasi dirinya. Meski curiga
dengan pemijat itu,Wandi pun tak dapat berbuat banyak karena tidak mendapatkan
barang bukti di pemijat tersebut.
Tak terima dengan kejadian yang dialaminya,Wandi melaporkan
kasus tersebut ke petugas Polsek Gambir. Kepala Unit Reskrim Polsek Gambir
Kompol Taufik Mansyur mengatakan,pihaknya telah menerima laporan dari korban
dan saat ini sedang menyelidiki kasus tersebut. “Ini modus baru pencopetan,
dengan menjadikan pemijat sebagai pengalih untuk pelaku lain mengambil barang
korban,”tukasnya.
Biasanya kejahatan di dalam angkutan umum dengan modus
berpura-pura muntah atau kejang-kejang. Kompol Taufik Mansyur mengimbau,kepada
pengguna angkutan umum untuk selalu waspada terhadap bentuk kegiatan apa pun di
dalam angkutan.Bahkan,jika merasa keamanannya terancam,lebih baik turun dan
meminta bantuan petugas terdekat.
RIDWANSYAH
Jakarta
Sumber:
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/470194/
++++++
Modus Baru! Copet Pura-pura Pijat Penumpang Angkutan Umum
TRIBUNnews.com
Oleh Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bertambah lagi modus yang
digunakan oleh para pelaku kejahatan, khususnya para pencopet yang beraksi di
angkutan umum. Salah satunya adalah dengan berpura-pura menjadi tukang pijat.
Peristiwa pencopetan ini menimpa seorang wartawan Koran
Jakarta, Wandi (30), yang sedang menumpang Kopaja 502 jurusan Tanah
Abang-Kampung Melayu. "Saya naik dari depan Lemhanas (Lembaga Pertahanan
Nasional), Jalan Merdeka Barat. Di atas Kopaja itu, saya dipepet hingga
terpaksa dapat duduk di bangku yang ada di belakang," ujar Wandi, Kamis
(16/2/2012).
Wandi juga mengatakan bahwa saat itu dirinya hendak
mendatangi lokasi diskusi Tim Seleksi Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Hotel
Millenium, Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Setelah duduk, ada orang yang
berpura-pura memijat penumpang di deretan bangku belakang. Nggak lama, pria
bertubuh gemuk itu juga memijat kaki kiri saya, tapi orang itu langsung
memegang kaki saya," tuturnya.
Saat hendak turun, Wandi memeriksa saku kirinya dan baru
mengetahui ponsel Blackberry yang semula berada di sakunya telah raib.
"Saya periksa pria yang memijat, tetapi tidak ada telepon genggam saya.
Sepertinya mereka gerombolan. Pemijat hanya sebagai pengalih saja,"
ucapnya.
Diketahui bahwa Polda Metro Jaya tengah menggelar Operasi
Berantas Jaya hingga akhir Februari mendatang. Selama operasi yang terhitung
sejak tanggal 4 sampai 13 Februari itu, Polda Metro Jaya telah menahan sebanyak
381 pelaku kejahatan berikut barang bukti 20 senjata api, 25 senjata tajam, 56
kendaraan roda dua, 13 kendaraan roda empat, 67 ponsel, 651 botol minuman
keras, dan uang tunai senilai Rp 63.198.000.(*)
Sumber:
http://id.berita.yahoo.com/modus-baru-copet-pura-pura-pijat-penumpang-angkutan-021231328.html
+++++
Kamis, 16 Februari 2012 , 17:08:00
Waspadai Copet Modus Pijat di Angkot
JAKARTA-Bermacam modus kejahatan terus bermunculan.Seorang
wartawan media cetak, Koran Jakarta, Wandi (30), menjadi korban pencopet
bermodus tukat pijat yang beraksi di angkutan umum di Kota Jakarta, Kamis
(16/2).
Peristiwa itu terjadi saat Wandi menumpang Kopaja 502
jurusan Tanah Abang-Kampung Melayu, sekitar pukul 11.30. Wandi hendak
mendatangi lokasi diskusi Tim Seleksi Komisi Pemilihan Umum di salah satu hotel
di Jakarta.
"Saya naik dari depan Lemhanas, Jalan Merdeka Barat. Di
atas Kopaja itu saya dipepet hingga terpaksa dapat duduk di bangku yang ada di
belakang," kata Wandi, Kamis (16/). Setelah duduk, kata dia, ada orang
yang berpura-pura memijat penumpang di deretan bangku belakang.
"Terakhir pria bertubuh gemuk itu memijit kaki kiri
saya. Saya menolak, tapi orang itu langsung memegang kaki saya," ujarnya.
Saat hendak turun, Wandi memeriksa saku kirinya. Dan ia baru
menyadari bahwa blackberry-nya sudah hilang. "Saya periksa pria yang
memijat tetapi tidak ada telepon genggam saya. Sepertinya mereka gerombolan.
Pemijat hanya sebagai pengalih saja," kata Wandi.
Maraknya kejahatan jalanan, seperti pencopetan yang dialami
Wandi membuat Polda berinisiatif menggelar Operasi Berantas Jaya hingga akhir
Februari. Pada gelar Operasi Berantas Jaya 4 hingga 13 Februari, Polda Metro
Jaya dan jajaran telah menahan 381 pelaku kejahatan berikut barang bukti 20
senjata api, 25 bilah senjata tajam, 56 unit kendaraan roda dua, 13 unit
kendaraan roda empat, 67 handphone dan 651 botol minuman keras dan uang tunai
senilai Rp 63. 198.000. (boy/jpnn)
Sumber:
http://www.jpnn.com/read/2012/02/16/117596/Waspadai-Copet-Modus-Pijat-di-Angkot-
+++++
Jakarta | Thursday, 16 February 2012 | Oscar Ferri
Waspada! Copet Bermodus Pijat di Angkutan Umum
Jurnas.com | BERPURA-pura menjadi tukang pijat kini menjadi
modus pencopet, khususnya yang beraksi di angkutan umum. Wandi (30), seorang
wartawan Harian 'Koran Jakarta", menjadi korban pencopetan dengan modus
tukang pijat tersebut.
Dituturkan Wandi, kejadian tersebut berlangsung saat ia
sedang menumpang Kopaja 502 jurusan Tanah Abang-Kampung Melayu, Kamis (16/2),
sekitar pukul 11.30 WIB.
Saat itu Wandi hendak mendatangi lokasi diskusi Tim Seleksi
Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Hotel Millenium, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Saya naik dari depan Lemhanas (Lembaga Pertahanan Nasional), Jalan
Merdeka Barat. Di atas Kopaja itu saya dipepet hingga terpaksa dapat duduk di
bangku yang ada di belakang," kata Wandi menceritakan kembali kronologis
pencopetan itu.
Setelah duduk, lanjut Wandi, ada orang yang berpura-pura
memijat penumpang di deretan bangku belakang. Tak lama berselang, pria bertubuh
gemuk itu juga memijat kaki kiri Wandi. "Saya menolak, tapi orang itu
langsung memegang kaki saya," ujar Wandi.
Saat hendak turun, Wandi memeriksa saku kirinya dan baru
mengetahui ponsel Blackberry yang semula berada di sakunya telah raib.
"Saya periksa pria yang memijat, tetapi tidak ada telepon genggam saya.
Sepertinya mereka gerombolan. Pemijat hanya sebagai pengalih saja,"
ucapnya.
Sumber:
http://www.jurnas.com/news/52976/Waspada_Copet_Bermodus_Pijat_di_Angkutan_Umum_/1/Ibu_Kota/Kriminal
+++++
"Tukang Pijat" Sikat Blackberry Wartawan di Bus
Oleh: Marlen Sitompul
Metropolitan - Jumat, 17 Februari 2012 | 05:00 WIB
INILAH.COM, Jakarta - Bagi masyarakat pengguna angkutan umum
diminta agar berhati-hati terhadap para bandit jalanan khususnya terhadap para
pencopet.
Berbagai macam modus pencopetan kini kian marak, seperti,
menjadi tukang pijat yang tengah ngetren di Ibukota. Seperti yang dialami Wandi
(30), seorang wartawan di salah satu harian yang berada di Jakarta.
Wandi menuturkan, kejadian itu berlangsung saatmenumpang
Kopaja 502 jurusan Tanah Abang-Kampung Melayu, Kamis (16/2/2012) siang.
Rencananya, Wandi hendak mengikuti diskusi Tim Seleksi Komisi Pemilihan Umum
(KPU) di Hotel Millenium, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Saya naik dari depan Lemhanas, Jalan Merdeka Barat. Di
atas Kopaja itu saya dipepet hingga terpaksa dapat duduk di bangku yang ada di
belakang," jelas Wandi menceritakan kembali kronologis pencopetan itu.
Setelah duduk, lanjut Wandi, ada orang yang berpura-pura
memijat penumpang di deretan bangku belakang. Tak lama berselang, pencopet
bermodus tukang pijat itu pun langsung memijat bagian kaki Wandi.
"Saya menolak, tapi orang itu langsung memegang kaki
saya," terangnya lagi. Saat hendak turun, Wandi memeriksa saku kirinya dan
baru mengetahui bahwa ponsel BlackBerry yang semula berada di sakunya pun raib.[dit]
Sumber:
http://metropolitan.inilah.com/read/detail/1831161/tukang-pijat-sikat-blacberry-wartawan-di-bus
+++++
Hati-hati, Ada Pencopet Bermodus Tukang Pijat
Riski Adam
16/02/2012 21:15
Liputan6.com, Jakarta: Masyarakat sepertinya harus lebih
waspada terhadap kejahatan di Jakarta. Belakangan, ditemukan gerombolan
pencopet yang kerap beraksi di sejumlah angkutan umum. Modusnya terbilang baru,
yaitu pura-pura menjadi tukang pijat.
Kejahatan ini dialami seorang wartawan Koran Jakarta bernama
Wandi. Ketika itu, ia menaiki angkutan umum Kopaja 502 jurusan Tanah
Abang-Kampung Melayu, Kamis (16/2), sekitar pukul 11.30 WIB. Wandi bertugas
mendatangi lokasi diskusi tim seleksi Komisi Pemilihan Umum di Hotel Millenium,
Jakarta Pusat.
"Saya naik dari depan Lemhanas, Jalan Merdeka Barat. Di
atas Kopaja, saya dipepet hingga terpaksa duduk di bangku belakang. Setelah
duduk, ada orang yang berpura-pura memijat penumpang di deretan bangku belakang.
Terakhir pria bertubuh gemuk memijit kaki kiri saya. Saya menolak, tapi orang
itu langsung memegang kaki saya," ujar Wandi pada Liputan6.com, Jakarta,
Kamis (16/2).
Saat hendak turun, Wandi memeriksa saku kirinya. Ia terkejut
karena telepon genggam merek Blackberry raib. "Saya periksa saku saya
setelah pria itu memijat, tetapi tidak ada telepon genggam saya. Sepertinya
mereka gerombolan pencopet. Pemijat hanya sebagai pengalih perhatian,"
ungkapnya.
Maraknya kejahatan jalanan semacam ini menarik perhatian
polisi. Polda Metro Jaya berinisiatif menggelar Operasi Berantas Jaya hingga
akhir Februari mendatang.
Perlu diketahui, selama Operasi Berantas Jaya pada 4 hingga
13 Februari lalu, Polda Metro dan jajarannya telah menahan 381 pelaku kejahatan
berikut barang bukti 20 senjata api, 25 bilah senjata tajam, 56 unit kendaraan
roda dua, dan 13 unit kendaraan roda empat. Selain itu 67 telepon genggam, 651
botol minuman keras, serta uang tunai Rp 63.198.000.(WIL/ULF)
Sumber: http://berita.liputan6.com/read/377722/hati-hati-ada-pencopet-bermodus-tukang-pijat